Selain menyisakan luka dan duka, bencana gempa bumi dahsyat yang melanda Yogyakarta beberapa tahun lalu ternyata menyelipkan beberapa cerita lucu.
Kondisi tempat pengungsian yang serba terbatas membuat situasi jadi serba kikuk. Terlebih setelah menjalani hidup di tempat pengungsian selama beberapa minggu, banyak pasangan suami istri yang mulai gelisah.
Kegelisahan para pasutri ini akhirnya mendapat respon positif. Di sebuah desa di daerah Kasongan Bantul, masyarakat sepakat untuk membuat tempat khusus bagi pasutri agar dapat melakukan hubungan intim. Tempat ini kemudian diberi nama “bilik asmara”.
Bilik Asmara
Persoalan bilik asmara ini menjadi topik hangat yang dibicarakan dalam rembug warga. Sekalipun membicarakan isu yang panas, namun suasana rapat berlangsung dengan penuh tawa.
Rembug warga akhirnya memutuskan untuk menempatkan bilik-bilik asmara di tengah-tengah lapangan voli agar jika ada orang yang mengintip bisa diketahui warga lain.
Warga pun bergotong-royong membangun 2 buah bilik asmara dengan bahan seadanya, gedeg (anyaman bambu), triplek, dan terpal plastik.
Pendek kata, dalam waktu singkat, berdirilah bilik asmara tersebut. Masyarakat menjadi lega, setidaknya satu kebutuhan dasar mereka sebentar lagi bisa terpenuhi.
Di dalam bilik asmara, hanya ada kasur yang diletakkan di tanah beralas terpal plastik. Tidak ada fasilitas lain. Namun, itu saja sudah terasa sangat mewah di tengah kondisi yang sangat terbatas. Pasutri yang akan menggunakan tempat ini harus membawa peralatan sendiri, termasuk ember berisi air.
Radius lima meter dari bilik, dibuat pagar dari bambu dan tali rafia. Ini dimaksudkan untuk mencegah orang yang tidak berkepentingan mendekati bilik asmara. Pasutri yang sedang memadu kasih di dalamnya pun bisa merasa nyaman, tanpa takut ada yang mengintipnya.
Pada mulanya, tidak ada masalah dengan keberadaan bilik asmara ini. Tidak ada seorang pun yang berani mencuri kesempatan untuk mengintip keintiman para pasutri. Sempurnalah kemewahannya, stres dan kesedihan sebagai akibat bencana, bisa sedikit terlupakan.
Supporter untuk Pasutri
Lambat laun, area sekitar bilik asmara ini menjadi ramai. Banyak anak muda yang nongkrong di sekitarnya. Mereka duduk bergerombol bercengkerama dengan rekan sebayanya.
Awalnya, tidak ada yang peduli dengan keberadaan mereka. Toh, mereka berada cukup jauh dari lokasi bilik asmara itu. Tidak mungkin mereka dapat mengintip aktivitas yang ada di dalam bilik asmara tersebut.
Lama-kelamaan, keberadaan mereka agak mengganggu dan membuat pasangan pasutri yang hendak atau sudah menggunakan bilik asmara jadi tersipu malu. Betapa tidak, mereka akan berteriak dan tepuk tangan meriah saat melihat pasutri yang sedang berjalan memasuki bilik asmara. Bahkan, teriakan dan tepuk tangan itu diselingi suitan kencang ketika ada pasutri keluar dari area bilik asmara.
Suasana akan jadi semakin riuh dan gegap-gempita ketika salah seorang dari mereka adalah anak dari pasutri yang sedang in action.
Sumber: anneahira.com
0 komentar:
Posting Komentar