Home » » Waw, Manto tak Rasakan Digorok Golok

Waw, Manto tak Rasakan Digorok Golok

Written By Belitungku.NET on Kamis, 28 Maret 2013 | 22.37

MANTO (33), warga Gang Durin, Desa Pelempang Jaya terlihat gagah dengan baju dewa berwarna kuning yang dikenakannya dalam acara sembahyang, Selasa (26/3/2013) sore. Ia lalu memulai ritual sembahyangnya di Kelenteng Thai Song Loh Kiun yang terletak di Desa Pelempang Jaya, Tanjungpandan dalam rangka memperingati hari ulang tahun Dewa Thai Song Loh Kiun.

Tak lama kemudian aura pria yang akrab disapa Ato ini mulai berubah, mulutnya mengeluarkan suara dengan bahasa yang tak dikenal orang-orang biasa. Ato diyakini telah dirasuki sang dewa. Sebatang besi runcing lalu ditusukkan menembus pipi kanannya. Tak ada rasa sakit yang diperlihatkan pria berambut panjang yang dikepang ini.

Beberapa buah jeruk lalu ditusukkan ke bagian kanan dan kiri besi yang menembus pipinya. Setelah itu Ato keluar dari kelenteng dan menunjukkan diri ke puluhan pengunjung kelenteng yang telah menunggunya keluar. Kursi golok yang telah dipersiapkan di depan kelenteng. Kursi tersebut terdapat golok yang matanya menghadap ke atas di bagian tempat duduk, bagian lengan dan bagian depannya.

Adegan berbahaya diperlihatkan Ato saat berada di atas kursi tersebut. Ato mulai menaiki kursinya. Ia duduk di atas beberapa mata golok pada alas tempat duduknya. Telapak kakinya juga bertumpu pada mata golok mengkilap saat berdiri. Kipas yang berada di tangan Ato pun mulai dikembangkan dan melakukan adegan bak seorang petinggi kerajaan China duduk di singgasana.

Beberapa orang membantunya dengan memegang kursi agar kokoh berdiri saat Ato menunjukkan adegan berbahaya tersebut. Penonton memicingkan matanya kala Ato menapakkan telapak kakinya pada mata golong yang tajam. Sebagian lainnya mengabadikan dengan kamera dan handphone. Ato lalu mulai naik di atas kursi. Ia memposisikan perutnya di atas ujung pedang dan mulai mengambil posisi tidur telungkup.

Tubuh Ato kebal terhadap benda-benda tajam yang ada di kursi tersebut. Adegan pun berlanjut hingga sekitar 5 jam hingga pukul 22.00 WIB. Adegan lain berbahaya ditunjukkan selama rentan waktu itu. Beberapa bagian tubuh Ato diiris dengan golok tajam, lidah, tangan, leher, kaki menjadi bagian tubuh tempat menari golok tajam. Tak ada luka sedikitpun pada bagian tersebut.
Atraksi yang dilakukan Ato merupakan bagian dari perayaan ulang tahun sang dewa. Setiap tahunnya ia melakukan atraksi serupa. Tak hanya dalam acara tersebut, Ato juga sering mengisi atraksi di berbagai daerah hingga keluar negeri memperagakan adegan-adegan berbahaya tersebut.

"Tak ada rasa sakit sama sekali. Kita membangkitkan budaya Tionghoa, belum ada di Belitung kebudayaan ini. Kita meramaikan, tidak melupakan kebudayaan kita ini," sebut Ato kepada Bangkapos.com, Rabu (27/3/2013).

Berbagai daerah sering dikunjungi Ato untuk menggelar atraksi berbahaya ini karena diundang. Pecinan Palembang, Kalimantan, Jakarta, Hongkong, Batam, Singapura, Malaysia dan beberapa tempat lainnya menjadi lokasi atraksi Ato. Biasanya ia sering diundang saat perayaan Cap Go Meh.

Ato mulai bisa melakukan atraksi ini dari umur sembilan tahun. Tak ada latihan khusus untuk bisa melakukan adegan tersebut. Keahlian ini datang dengan sendirinya bagaikan ilham yang menghinggapi dirinya. Leluhurnya mempunyai kepiawaian yang dimiliki Ato. Tak hanya atraksi berbahaya ini yang dikuasai Ato, bapak satu anak ini juga piawai mengusir roh jahat dan menyembuhkan penyakit dengan atraksi ini.

"Sebenernya dari umur 6 tahun, tapi waktu itu belum diizinin orangtua. Umur sembilan tahun tiba-tiba timbul sendiri. Seperti ilham masuk gitu aja. Leluhur kita, kakek kita menguasai itu, pengobatan juga," papar Ato.

Sebelum dilakukan atraksi, Ato wajib melakukan ritual puasa selama satu hari dan sembahyang. Itu dilakukan untuk meminta perlindungan terhadap yang kuasa. Agar selama melakukan atraksi tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan selamat.

"Pertama melakukan kita gak sadar, kayak kerasukan. Terus berbicara bahasa dewa, itu saya sudah nggak tahu lagi," ucap Ato.

Ato menginginkan salah satu kebudayaan Tionghoa ini masuk dalam agenda pariwisata daerah dan mendapatkan dukungan pemda. Ia yakin atraksi yang dilakukan ini bisa menarik perhatian wisatawan untuk meramaikan Belitung sebagai destinasi pariwisata.

"Selama ini juga banyak yang melihat, ada yang dari Jakarta, China, Taiwan datang kesini untuk melihat atraksi ini. Semalam juga ada yang dari Hongkong," tandas Ato. (bangkapos.com/al adhi setyanto)

Penulis : aladhi
Editor : emil
Bangkapos.com - Kamis, 28 Maret 2013 19:23 WIB



Belitungku.com 
Belitung News and Entertainment Online, 
Portal Berita Belitung dan Hiburan secara Online.
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

BTC | Belitung Travel Center

Diberdayakan oleh Blogger.
 
Support : Belitung Today | Belitungku | Belitung
Copyright © 2013. Berita Kecamatan Belitungku - All Rights Reserved
Template Created by Belitungku Group Published by Belitungku
Proudly powered by Belitungku