Wagub Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok/Jibiphoto |
JAKARTA− Pengintegrasian sistem kesehatan dan pengoptimalan rumah sakit swasta secara bersamaan dalam manajemen kesehatan di DKI Jakarta dianggap memberikan jalan keluar terang dalam penyelesaian carut marut manajemen kesehatan belakangan ini.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki T. Purnama alias Ahok memunculkan sebuah ide brilian dalam meng-cover sistem kesehatan.
Setelah dilantik sebagai Wakil Gubernur DKI, Ahok November 2012 mengumpulkan dua praktisi kesehatan yakni Direktur Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Akmal Taher dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Ratna Sitompul.
Pertemuan tersebut membahas sebuah ide brilian yakni pengintegrasian kesehatan melalui pendampingan dokter keluarga dengan melibatkan mahasiswa Kedokteran (co-assistant) yang akan mendampingi semua masyarakat lapisan bawah.
Inti dari pertemuan tersebut adalah menargetkan sebuah sistem kesehatan sesuai dengan harapan dari Kementerian Kesehatan yakni layanan kesehatan primer,sekunder, dan tertier. Ketiga golongan layanan kesehatan tersebut bermuara pada sebuah pencapaian pelayanan yang terintegrasi.
Sistem integratif tersebut bisa bermuara pada efisiensi, dimana dengan pendampingan yang dilakukan terpadu melalui mahasiswa kedokteran dapat menciptakan efisiensi pasien yang dirujuk dari puskesmas sebanyak 56%. Semangat integratif itulah yang melandasi intensitas pertemuan Ahok dengan beberapa praktisi lainnya usai pertemuan itu.
Direktur Utama RSCM Czeresna Heriawan Soedjono menilai sekitar 50% pasien yang masuk ke RSCM sebenarnya merupakan pasien dengan penyakit yang biasa di Puskesmas atau rumah sakit umum daerah. “Karena banyak pasien yang masuk, pasien dengan penyakit yang rumit menjadi tidak bisa dirawat karena tempat tidur sudah terisi semuanya,” kata Heriawan, Jumat (22/2).
Sesuai perjanjian dengan Pemprov DKI Heriawan mengatakan pihaknya juga memberikan pelatihan kepada dokter atau tenaga medis di puskesmas atau RSUD Jakarta. Menurutnya saat ini sudah empat puskesmas yang akan di dampingi RSCM.
Dia juga berjanji akan memberikan kesempatan kepada petugas di puskesmas atau RSUD untuk mengikuti seminar atau peningkatan keterampilan yang diadakan di RSCM.
Di tempat berbeda, Direktur RSUD Tarakan Kusmedi Priharto mengatakan tidak cukup hanya dengan menambah peralatan, tetapi juga harus menambah tenaga. Penambahan tenaga medis ini yang sulit dilakukan. Sejauh ini di RSUD terdapat 70 dokter dan 450 perawat.
Optimalisasi Rumah Sakit Swasta
Kepala Unit Pelayanan Tekhnis Jaminan Kesehatan Daerah Dinas Kesehatan DKI Jakarta Yudhita Indah mengatakan keterlibatan rumah sakit swasta, khususnya yang berklasifikasi A, dalam program Kartu Jakarta Sehat sangat minim. Padahal Pemprov DKI sudah menawarkan kerjasama dengan rumah sakt swasta.
Menurutnya, Pemprov DKI memang tidak bisa memaksa setiap rumah sakit untuk menerima kerjasama tersebut. “Namun kami tetap meminta menerima pasien miskin di instalasi gawat darurat,” jelasnya.
Rumah sakit klasifikasi A adalah rumah sakit yang memiliki kemampuan kemampuan empat pelayanan medis spesialis dasar, lima pelayanan spesialis penunjang medis, dua belas pelayanan spesialis lain, dan tiga belas pelayanan medis subspesialis. Dan jika rumah sakit klasifikasi A melayani peserta Kartu Jakarta Sehat, antrean pasien di 92 rumah sakit yang sudah bekerjasama dengan Pemprov bisa berkurang.
Sementara itu, Relawan Agung Nugroho menilai bahwa persoalan paling utama dari manajemen kesehatan adalah menyangkut persoalan pelayanan. Menurutnya, masalah KJS dan yang lainnya tidak menjadi persoalan. Inti persoalan utama adalah membenahi pelayanan.
Selama ini pelayanan di rumah sakit tidak berdasarkan pelayanan kemanusiaan tetapi lebih komersial, sehingga siapa yang membayar dia yang dilayani. Untuk itu ke depannya diharapkan agar lebih mempertimbangkan faktor kemanusiaan.
Selain itu, lanjutnya, Kementerian Kesehatan juga harus melakukan pengawasan dan pembinaan agar bisa sejalan dengan cita-cita yang berguna dan baik bagi banyak orang. (JIBI/lt)
Emanuel Tome Hayon /kabar24.com
0 komentar:
Posting Komentar